peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur

peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur
peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur

Rabu, 04 Desember 2013

GURITA BISNIS ROTI

SOELISTIO. K
GURITA BISNIS ROTI
Melalui roti, Soelistio Kosaladarma di Denpasar Bali, bisa membagikan rezeki kepada banyak orang.
Karyawannya saja tembus 100 orang. Belum lagi para distributor yang jumlahnya ratusan. Sekadar ilustrasi, para pengedar ini bisa mendapatkan untung Rp 200/roti. Bila mereka mampu menjual hingga 2.000 buah per hari, bebarti keuntungan yang diperoleh mencapai Rp 400.000. itu artinya dalam sebulan mereka bisa mengantungi fulus Rp 12 juta.
Meski bukan karyawannya, wanita yang akrab dipanggil Soelis memperlakukan distributor laksana karyawan sendiri. Tak jarang Soelis ikut memecahkan permasalahan hidup yang mereka hadapi. “Umumnya mereka menghadapi masalah keuangan rumah tangga. Saya ajarkan cara mengelola uang yang baik, dan saya ajak mereka menabung. Bahkan sekarang saya mengelola sebuah unit simpan pinjam bagi mereka,” tutur wanita yang berusia 51 tahun itu.
Dengan bentuk roti sederhana, Soelis bisa membanjiri pasar dengan produknya. Sehingga peluang konsumen memilihnya jadi lebih besar.
 Langkah ini ia tempuh sekaligus untuk memperkuat brand miliknya di pasar. “Coba anda cermati permen mentos! Sejak jaman dodol hingga sekarang, bentuknya bulat. Yang penting rasa. Sama seperti roti. Kalau tidak bulat, ya… lonjong. Tak perlu dibentuk aneh-aneh yang justru menghabiskan waktu, tenaga,” kata Soelis.
Lantas siapa target marketnya? Semuanya ia bidik. Mulai dari kalangan atas hingga masyarakat lapisan bawah. Agar bisa diterima oleh semua kalangan, Soelis menciptakan roti dengan citarasa dan kemasan yang mencerminkan golongan “berada”. Sehingga konsumen kelas menengah – atas, tak akan malu saat mengkonsumsi roti hasil produknya. Lebih hebat lagi, harga roti ini masih bisa terjangkau oleh kalangan konsumen kelas menengah – bawah. “Di bandara saya melihat roti ini dijual seharga Rp 1.200,” kata perempuan gigih itu.
Dirinya sadar, persaingan di bidang bisnis roti ini sangat sengit. Saat memasuki usaha yang kini digeluti, Soelis merasa dirinya hanya seekor semut yang berhadapan dengan gajah. Menghadapi rivalitas seperti itu, ia menghindari persaingan secara langsung saling berhadapan. “Dengan demikian ketika pesaing menuju arah kanan, saya ke kiri, ketika pesaing ke timur, saya ke barat. Persaingan secara langsung hanya akan menjadi pemborosan waktu, tenaga, biaya dan pemikiran,” ungkap Soelis.
Soelis harus berfikir kreatif. Semisal memberikan nama produk yang berbeda dan menohok. Ketika banyak pengusaha memberi nama roti rasa durian Bangkok. “Roti rasa durian sudah lumrah dan banyak, roti buatan saya rasa durian Bangkok,” paparnya sambil tertawa.
Proses kreatif pun terlihat saat ia mendesain gambar dan kemasan. Untuk keperluan ini ia memiliki karyawan pendesain kemasan. “Biasanya proses desain kami lakukan 3-4 kali pertemuan sampai ketemu cocok dengan sisi warna, desain, maupun tulisan,” katanya. Sebagai salah satu sumber ide desain, Soelis mengumpulkan materi dari berbagai model kemasan roti dari luar negeri. Setelah terkumpul, materi tersebut digunakan sebagai bahan bencmarking. “lalu dikombinasikan dengan ide saya sendiri,” tuturnya.
RASA BARU
Tak cukup hanya itu, ia pun terus berinovasi menciptakan roti rasa baru yang unik dan belum pernah ada di pasar. Contohnya roti rasa kopi luwak. “Rasanya tidak kalah dengan white coffee. Saya buat roti ini karena marak produk kopi luwak di kalangan masyarakat,” katanya.
Berkat kegigihannya itu, dari waktu ke waktu usahanya semakin berkembang. Usaha roti yang tadinya berskala “garasi” menjadi tidak sesuai lagi dan harus dikembangkan menuju usaha berkapasitas lebih besar. Tentu saja hal ini membutuhkan sokongan dana lumayan besar.
Beruntung, sejak memulai bisnisnya di tahun 1989, Soelis selalu didukung oleh Bank Danamon. Kredit pertama digunakan untuk membeli kendaraan angkutan sebagai sarana distribusi produk. Catatan tambahan, pada waktu itu, hanya danamon yang menjalankan kebijakan penarikan pinjaman.
Artinya pihak bank dating sendiri kepada pelaku usaha untuk memperlancar proses angsuran pinjaman. Bahkan tak segan, Danamon pun menanyakan kelancaran usaha nasabah. Bila ada kesulitan, solusi terbaik siap diberikan oleh pihak bank. Berkat sokongan dana dan upaya tanpa lelah seperti itu, usaha roti Soelis semakin menggurita hingga pelosok desa.

MENANAM CABAI

Waktu panen tepat, untung berlipat
Menahan cabai pada pergantian musim berisiko tinggi karena tingginya ancaman hama dan penyakit. Tapi justru pada musim ini harga cabai meroket. Kalau hasil panen, keuntungan petani bisa berlipat.
Awal Juli 2013, jelang Ramadhan, harga cabai ditingkat petani mencapai Rp. 20.000,- per kg. padahal, biaya produksi per tanam Rp 5.000 selama satu musim tanam. Petani yang sukses tentu sumringah karena bersiap meraup untung 300%!
Arjo Suwito Dayun, petani di Adipala, Cilacap, Jawa Tengah merupakan salah satu petani yang sukses meraup untung saat harga cabai melambung. Dengan cara bercocok tanam yang baik, ia memanen cabai merah varietas saminis setiap lima hari sekali. Denagn 6.000 tanaman yang ia miliki dan dengan resiko kematian 10%, ia bisa mendapatkan hasil panen 5.600 kg dan memperoleh pendapatan Rp 112 juta!
Sementara teman-temannya sesama petani cabai banyak yang gigit jari. Mereka terpaksa memanen cabai saat masih hijau. Itupun jumlahnya tidak banyak. Mereka melakukan itu lantaran takut tanaman cabainya terkena penyakit patek atau antraknosa. Kalau cabainya dibiarkan sampai merah, dikhawatirkan malah bisa habis karena patek. “Kalau kena patek sangat berbahaya, semalam saja bisa habis dan akibatnya tak bisa panen,” kata Dayun.
Mengapa Dayun bisa berhasil dalam bercocok tanam cabai?
TIGA KUNCI SUKSES
Jeli mengamati keadaan tanaman, itulah kunci pertama dayun dalam memperoleh hasil panen cabai yang baik. Ia mengaku hampir setiap hari dating ke kebunnya untuk mengamati kondisi tanaman. Apabila ada hama atau penyakit, kehadiran hama atau gejala penyakit tersebut bisa diketahui sejak dini. Asal tahu saja, ancaman terhadap tanaman cabai sangat banyak. Selain penyakit Antraknosa, ada hama ulat, ulat buah, thrips, kutu, dan sebagainya.
Ia juga rajin menyiangi lahan. Kebun yang bersih dari rumput liar terhindar dari organism pengganggu tanaman (OPT). pasalnya rumput liar bisa jadi “rumah” bagi telur ulat maupun serangga. Selain itu, rumput yang rimbun di bedengan juga menyerap zat hara di tanaman. Akibatnya penyerapan pupuk oleh tanaman tidak maksimal.
Kunci keberhasilan kedua, Dayun member pupuk sesuai kebutuhan tanaman. Tidak hanya dalam hal jumlah, tapi juga tepat waktunya. Pemberian pupuk diberikan sejak semai benih hingga buah pertama muncul. Kunci ketiga, Dayun mengenali jenis OPT yang menyerang tanaman, lalu mengendalikannya menggunakan obat sesuai dosis yang dibutuhkan. Untuk patek misalnya, Duyun mengaplikasikan Bion M dari Syngenta. Untuk mencegah daun keriting, ia member Demolish. Untuk menyingkirkan lalat buah, ia menggunakan Curacron. Untuk mengendalikan ulah lalat grayak (Spodopteralitura), ia memanfaatkan Prevathon 50 SC. Sementara, Imidor ia gunakan untuk membasmi kutu. Aplikasi bahan pembasmi hama dan penyakit cabai tersebut dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk Nong Feng.
Dengan tiga kunci itu, Dayun bisa memanen cabai dengan kualitas baik. Untung yang didapat pun berlipat.
TATACARA PEMUPUKAN YANG TEPAT
Benih cabai ditanam di polybag kecil dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang matang. Pada umur 15 hari diberi pupuk NPK dengan dosis 2 ons dicampur 3 liter air, aplikasi per 1.000 batang. Caranya, larutan NPK disemprotkan secara merata ke hamparan polybag berisi bibit, lalu disiram dengan air.
Bibit umur 30 hari dipindah ke lahan. Sebelumnya, bedengan dibuat berukuran lebar 1 m dan tinggi 30 cm, lalu dicampur pupuk Petroganik dan campuran Phonska-ZA. Setiap 1.000 batang membutuhkan 3 kantung Petroganik (@ 40 kg), Phonska 2 kantong (@ 50 kg), dan ZA satu kantung (@ 50 kg). sebelum ditutup mulsa, tanah bedengan juga diberi furadan dengan dosis 4 kg per 1.000 batang.
Umur 10 hari setelah tanam (hst), cabai diberi pupuk organic cair. Dayun menggunakan Supermed dengan dosis 4 tutup botol dicampur 14 liter air untuk 350 batang. Aplikasinya diulang 5 hari kemudian.
Umur 30 hst tanaman cabai diberi pupuk NPK dan KCL yang dicairkan, sebulan kemudian aplikasi pupuk tbur campuran Phonska dan ZA dengan dosis 25 kg : 15 kg per 1.000 batang. Pupuk ditaburkan di tengah bedengan agar tidak membahayakan tanaman. Penaburan pupuk diulang dua bulan kemudian. Pemberian Phonska-ZA dilakukan dimasa panen untuk merangsang pertumbuhan tunas baru. Selain itu, Dayun juga mengaplkasikan pupuk dari Nong Feng, baik pupuk daun maupun buah.

DBI Campus

DBI Campus
INVESTASI WARALABA KEMBALI 22 BULAN
Diploma British International Campus (DBI Campus) mendirikan Rahul Haidin pada 2008. Sebelumnya, ia telah menjalankan usaha kursus bahasa Inggris dengan bendera British 5 sejak 2003. DBI Campus ia dirikan karena melihat tingginya keinginan para alumnus British 5 untuk mendapatkan skill lebih spesifik untuk mencari pekerjaan. Misalnya untuk industry perhotelan, kapal pesiar, atau untuk mengajar Bahasa Inggris.
Setelah lima tahun berjalan baik, pada awal tahun 2003 Diploma British International Campus (DBI Campus) mulai diwaralabakan. Kini, DBI Campus telah memiliki 2 franchise di Surabaya dan malang.
Menurut Purwanto, staff marketing DBI Campus, tidak ada criteria khusus bagi investor yang bisa diajak bermitra sebagai franchisee. “Yang penting ada interest dengan bidang pendidikan dan bisa bertanggung jawab dengan kontrak dapat menjadi franchisee,” ujar pria kelahiran Jogja ini.
Untuk menjadi franchisee, ada tiga tahapan yang harus dilalui dan franchisee fee sebesar Rp 80 juta dibayar secara bertahap dalam tiga tahapan tersebut. Grand Opening dan penandatanganan MOU dilakukan pada tahap ketiga. Sejak saat itu pula seorang calon franchisee berubah status menjadi franchisee. Sejak saat itu pula seorang franchisee dapat menggunakan merek  dan keseluruhan system DBI untuk menjalankan usaha waralaba. Ia juga menerima paket marketing tools berupa brosur, standing banner, spanduk, dan stiker, serta paket administrasi tools berupa faktur keuangan & stempel.

Menurut Purwanto, tidak ada kendala berarti dalam mengelola DBI Campus. Kalaupun ada kendala, dengan tim yang solid kendala itu akan dengan mudah diatasi. Tim yang solid pula yang menjadi kunci sukses DBI Campus. Mulai dari tim penyusun dan pengembang kurikulum, marketing, pengajar, hingga customer service harus menanamkan pemikiran bahwa setiap siswa diberlakukan seperti keluarga sendiri sehingga tim bisa memberikan pelayanan yang lebih dari baik. Dengan pelayanan seperti itu siswa merasa nyaman untuk menyelesaikan studinya. Kondisi tersebut akan menjadi magnet bagi khalayak yang ingin terampil berbahasa Inggris untuk pekerjaan tertentu. Secara bisnis, waralaba di sector pendidikan ini akan menjanjikan keuntungan.

QUICK CHICKEN

QUICK CHICKEN, 200 OUTLET DALAM 13 TAHUN
Ketika didirikan Bedi Zubaedi pada 22 April 2000, Quick Chicken hanya sebuah rumah makan kecil di Demangan, Yogyakarta. Masakan utamanya ayam goring ala Negeri Paman Sam. Kini, rumah makan fast food tersebut telah meluas di empat pulau besar di Indonesia, yakni Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Bali, dengan 241 outlet. Selain berkat rasa masakan yang bisa diterima lidah pembeli, beranak pinaknya outlet rumak makan ini juga berkat pola waralaba yang ditawarkan ke masyarakat sejak 2008.
Ketika diwaralabakan, Quick Chicken telah memiliki sekitar 30 cabang. Ini bukti bahwa restoran ini berkembang dengan baik dan menguntungkan. Masyarakat pun yakin untuk menjadi franchise (penerima waralaba). Setelah menggelindingkan roda usha sebagai franchise mereka juga merasakan keuntungannya. Menurut Diah Nursanti, Franchise Manager Quick Chicken, keuntungan bersih yang mereka terima berkisar 8% - 15% dari nilai penjualan. Mereka juga tersenyum lebar lantaran cepat mencapai break event point (BEP) “Sekitar 75% penerima waralaba bisa mencapai BEP hanya dalam tempo 33 bulan,” ungkapnya. Maka wajar kalau Quick Chicken diberi penghargaan berupa Asia Pasific Entrepreneurship (2011), Franchise & Busines Oportunity Market Leader untuk kategori restoran ayam goring (2011 & 2012), serta Fastest Growing Franchise & Business Oportunity (2012).
Sejak awal, Bedi memang memposisikan rumah makannya sebagai restoran ayam goreng ala Amerika Serikat. Namun, untuk menghindari para pelanggannya bosan dengan masakan ini, ia juga menyediakan masakan lain, macam nasi goreng, dan kwetiau goreng. “Saat ini kami sudah menyediakan lebih dari 40 jenis makanan dan minuman di setiap outlet, namun masakan utamanya tetap fried chicken,” jelas Diah. Harganya juga sesuai dengan kantung masyarakat, dari Rp 12.500 hingga Rp 25.000 per porsi.
Untuk menjadi franchisee seseorang perlu menyiapkan dana sekitar Rp 300 juta, tidak termasuk tempat. Di dalamnya sudah termasuk Rp 50 juta untuk franchise fee selama lima tahun. Selebihnya, untuk menyiapkan interior dan perlengkapan rumah makan. Urusan perekrutan tenaga kerja dan pelatihan untuk mereka juga dilakukan oleh manajemen Quick Chicken. Setelah semua sistemnya siap, franchise tinggal menjalankan roda usaha dibawah pendampingan manajemen Quick Chicken.

Selasa, 03 Desember 2013

TENDA BIKIN BISNIS TAK TERGANTUNG RUANGAN

TENDA BIKIN BISNIS TAK TERGANTUNG RUANGAN
Kini, tenda mulai banyak digunakan kalangan bisnis untuk kegiatan bisnisnya, terutama yang berkaitan dengan promosi di luar ruangan. Bentuk, ukuran, dan bahan tenda juga bervariasi. Yang pasti, dengan menggunakan tenda, aktivitas bisnis bisa dilakukan secara berpindah dan dengan biaya relative lebih rendah.
SEJAK lama tenda lebih dikenal sebagai sarana untuk berkumpul dan bermalam di suatu arena terbuka. Contoh yang umum adalah pada kegiatan jambore pramuka, outbond, atau latihan militer. Namun, belakangan fungsi tenda telah meluas untuk berbagai keperluan bisnis. Dengan tenda kita bisa menyediakan tempat yang terlindung dari hujan dan panas tanpa harus mendirikan bangunan permanen. Tendapun kerap digunakan untuk kegiatan bisnis. Seperti gerai pameran suatu produk, berdagang untuk waktu tertentu, hingga menjadi studio berjalan beberapa stasiun televise dalam menayangkan konser music di areal terbuka. Ketika kegiatan telah berakhir, tenda bisa dibongkar dan disimpan untuk digunakan di waktu yang akan datang.
Penampilan tenda untuk keperluan bisnis ini tentu berbeda dengan tenda yang biasa digunakan untuk kegiatan lain. Tenda untuk bisnis biasanya dilengkapi identitas perusahaan atau produk di tenda tersebut. Tenda untuk keperluan bisnis biasanya dibuat dengan bentuk dan warna beragam sehingga menarik minat khalayak.
Jenis tenda untuk keperluan bisnis ini macam-macam, seperti tenda surnafil, tenda kafe, tenda promosi, tenda dome, tenda kerucut, tenda gazebo, tenda pyramid, tenda parasol. Namun, bentuk dasarnya tenda tersebut sama, yakni persegi empat. Perbedaan umunya hanya terletak pada bentuk atapnya. Ada yang berbentuk kubah, pyramid, atau seperti pyramid dengan sisi melengkung.
Tenda untuk keperluan bisnis ini ada yang hanya memiliki atap dan tiang, tanpa dinding di sisi-sisi tenda. Namun, ada pula yang memiliki dinding di sisi-sisinya. Bahkan, dinding-dinding berbahan terpal tersebut dilengkapi jendela yang memungkinkan terjadi sirkulasi udara di dalam tenda.
Ukurannya juga sangat bervariasi, tergantung fungsinya. Sekadar gambaran ukuran tenda untuk usaha ini berkisar dari 2mx2m, 2mx3m, 3mx3m, 3mx4m, 4mx4m, 4mx5m, 4mx6m, hingga 5mx5m.
Berapa harganya? Tentu bervariasi, tergantung ukuran dan bahan yang digunakan. Sekadar gambaran, untuk tenda sarnafil dinding penuh berukuran 3mx3m dengan rangka aluminium dan terpal uno 550 gr dijual Rudi Karyadi, pemilik Tendamart dikaawasan kebun jeruk, Jakarta, dengan harga Rp 6,5 juta. Sedangkan yang 5mx5m dengan bahan yang sama dijual dengan harga Rp 9 juta. Sementara tenda kerucut full branding berukuran 3mx3m dengan rangka besi dan terpal penutup uno 410 gr/flexy 440gr dihargai Rp 3 juta. Sedangkan yang berukuran 5mx5m dengan material yang sama dijual dengan harga Rp 6,5 juta.
BERAGAM RANGKA DAN TERPALNYA
Karena bukan merupakan tempat permanen, tenda dirancang dan dibuat agar dapat dipasang dan dibongkar dengan mudah. Tenda tersusun atas rangka serta penutup bagian atap dan dinding.
Bahan rangka tenda ada yang terbuat pipa bulat atau kotak. Pipa tersebut ada yang terbuat logam aluminium, adapula yang dari besi. Masing-masing bahan rangka tenda ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Pipa aluminium tidak berkarat. Namun, bobotnya lebih dari dua kali berat pipa besi. Sebaliknya, walau pipa besi lebih ringan, namun permukaannya yang terbuka akan mudah berkarat. Agar tidak berkarat biasanya pipa besi ini dilapisi dengan cat.
Bahan penutupnya sudah pasti berbeda dari tenda pramuka atau tenda peleton. Kalau tenda pramuka berbahan penutup parasut yang tipis dan ringan, tenda peleton berbahan dari kanvas, maka bahan penutup tenda untuk usaha tentu berbeda. Penutup tenda bisnis biasanya berbahan terpal plastic biasa (PE), flexy, dan terpal uno.
Terpal plastic biasa merupakan bahan terpal dengan kualitas tidak sebagus bahan tenda lainnya. Terpal plastik ini biasa dipakai oleh pedagang kaki lima untuk atap tenda atau kios tidak permanentnya hingga untuk penutup barang di dalam gudang. Warnanya ada yang hanya satu warna, ada pula yang bolak balik dengan dua warna. Yang satu warna umumnya biru, orange, cokelat, dan putih. Sedangkan yang dua warna ada kombinasi warna biru-orange, biru-perak, orange-perak, dan coklat-perak.
Terpal flexy biasanya dipakai untuk keperluan backdrop, spanduk, banner, dan lain-lain. Terpal ini ada dua jenis, yakni flexy korea dan flexy cina. Flexy korea umumnya memiliki ketebalan 440gr. Sedangkan flexy cina memiliki ketebalan 280gr % 340gr sehingga kurang kuat untuk dijadikan penutup tenda. Karenanya, flexy korea lebih sering digunakan untup penutup tenda. Permukaan bahan ini bisa dicetak, sehingga tenda bisa sekaligus dijadikan sarana promosi.
Bahan berikutnya, terpal uno. Bahan ini sering digunakan sebagai bahan tenda untuk bisnis yang sifatnya tidak permanen maupun tenda membrane yang sifatnya permanen. Terpal uno di Indonesia umumnya buatan Jerman dan menjadi bahan terbaik untuk pembuatan tenda. Terpal ini memiliki serat nylon di dalamnya sehingga lebih kuat dan lebih tahan terhadap terpaan panas dan hujan dibandingkan bahan lainnya. Bahan ini juga tahan terhadap jamur.
Terpal uno tersedia dengan beragam warna, seperti putih, kuning, hijau, merah, dan sebagainya. Ketebalannya dari 400gr sampai 800gr. Warna sangat beragam, diantaranya putih, hitam, hijau tentara, abu-abu, biru, kuning, orane, dan merah. Menurut Rudi, bila dijadikan tenda dan dipasang terus-menerus, terpal ini bisa tahan hingga tiga tahun.
Dari berbagai jenis terpal uno tersebut, terpal uno 410gr biasa digunakan untuk tenda promosi atau tenda kerucut karena bisa di-print atau disablon. Terpal uno 440gr atau 550gr biasanya digunakan untuk tenda sarnafil (tidak permanent). Sedangkan terpall uno 600gr, 650gr, 700gr, dan 800gr biasanya digunakan untuk tenda membrane yang permanen.

TAKSI EXPRES

Taksi Expres
MEMBANGUN SKEMA KEMITRAAN
Tidak banyak perusahaan taksi di Indonesia yang berumur panjang. Expres salah satunya. Perusahaan ini bisa berkembang terutama berkat skema kemitraan dan para pengemudinya. Dengan skema ini, derajat pengemudinya juga ikut terangkat.
SAAT INI dijalanan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) kita dapat dengan mudah menemukan taksi berwarna putih. Taksi exspres, bukan taksi lain yang juga berwarna putih. Pantas saja, taksi yang dikelola PT Expres Transindo Utama, Tbk. (Express Group) ini memang menjadi taksi dengan satu nama yang terbanyak di Jabodetabek dan terbanyak kedua di Indonesia. Jumlahnya 8.700 unit! Dari jumlah itu sekitar 90% -nya melayani penumpang di Jabodetabek. Sisanya, menjelajahi Medan, Surabaya, dan Semarang. Secara nasional, market share Taksi Express mencapai 10.2% (Aprol 2012) atau hampir 30% untuk wilayah Jabodetabek. Menurut Herwan Gozali, Direktur Operasional Express Group, pada 2015 Taksi Express ditargetkan menempati posisi nomor 1 di Jabodetabek.
Ya, Expres Group memang merupakan salah satu dari segelintir perusahaan taksi yang berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan ini telah memiliki pool yang tersebar di 23 lokasi. Sementara, untuk mengoperasikan armada, perusahaan memperkerjakan 18.000 tenaga pengemudi, yang terdiri atas pengemudi utama dan pengemudi cadangan. Selain pengemudi, ada lagi 2.000 tenaga kerja yang dilibatkan dari proses bisnisnya. Di setiap pool misalnya, terdapat tenaga administrasi, tenaga operasi, tenaga bengkel, tukang taman, satpam, kasir, dan trainer. Sementara di kantor pusat terdapat petugas call center, sekretaris, tenaga business supporting, accounting, finance, dsb.
Dari sisi bisnis, semester pertama 2013 si taksi putih telah member kontribusi 84% dari laba bersih Expres Group sebesar Rp 60,5 miliar. Sementara total pendapatan yang diperoleh perseroan untuk periode yang sama mencapai Rp 331,3 miliar.
Dalam hitungan yang pernah dilakukan, di armada Taksi Express terjadi 35 juta transaksi dalam setahun. Artinya, dalam setahun ada 35 juta (kelompok) penumpang yang menggunakan jasa Taksi Express.
Taksi Express saat ini juga menjadi satu-satunya taksi yang menggunakan teknologi digital dispatch system (DDS) dan GPS. Penggunaannya dimulai pada 2012. Saat ini, kedua alat tersebut telah terpasang di hampir semua unit armada. Namun, sementara ini teknologi DDS baru berguna untuk memudahkan caloo penumpang mengetahui apakah unit taksi di hadapannya sedang kosong atau telah mengangkut penumpang. Dalam waktu yang tidak lama lagi, DDS akan memungkinkan pemesnan Taksi Express mengetahui mana taksi yang ia pesan. Aplikasinya tersedia untuk pengguna smartphone Blackberry dan iPhone/iOS. Sementara, technology GPS memudahkan pengemudi menjangkau lokasi pemesan dan menghindari jalan-jalan yang macet, serta memberikan alternative rute tersingkat. Dari perhitungan yang dilakukan, kedua teknologi tersebut mampu menghemat bahan bakar hingga 15%.
Selain itu, sekitar 6.000 unit Taksi Express juga telah dapasangi mesin pembaca uang plastic BCA Flazz. Bila mesin ini sudah terpasng di semua unti taksi, penumpang tak perlu membayar ongkos menggunakan uang. Penumpang cukup menempelkan kartu ke mesin pembaca dan struk pembayaran tercetak. Keribetan yang selama ini terjadi menyangkut uang kembalian akan teratasi.
SKEMA KEMITRAAN UNTUK PENGEMUDI
Perkembangan perusahaan yang pesat itu tidak terlepas dari system pengelolaan  yang baik. Berbeda dengan perusahaan taksi lain, Expres Group mengikat pengemudi Taksi Express dengan skema kemitraan. Pengemudi tidak sekedar bekerja, melainkan juga mendapat peluang untuk memiliki unit taksi yang ia kemudikan. Skema ini mulai dijalankan sejak 2002. Hingga akhir 2012 telah ada 3.500 mitra pengemudi yang telah menikmati hasil skema kemitraan ini.
Gagasan kemitraan datang dari Herwan Gozali dan Daniel Podiman, Presiden Direktur Express Group saat ini, berdasarkan masukan dari para pengemudi. Skema ini ternyata dapat mengurangi ketegangan antara pengemudi dan perusahaan seperti yang biasa terjadi pada perusahaan taksi yang menerapkan system setoran atau komisi. “Yang paling penting, terjadi kestabilan operasi,” tambah Herwan.
Skema kemitraan ini dipilih untuk memberikan imbal balik berupa terbangunnya rasa tanggung jawab di kalangan pengemudi. Mereka akan terdorong memberikan yang terbaik ketika melayani penumpang. Selain itu, mereka akan mengemudikan armadanya dengan lebih hati-hati sehingga tidah mudah rusak.
Pada 2008 skema kemitraan ini mendapatkan pengakuan dari United National Development program (UNDP). Salah satu badan di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) ini menilai skema kemitraan ini sebagai contoh keberhasilan program kemitraan yang dapat membantu program PBB dalam memberantas kemiskinan di dunia.
Taksi Express memberlakukan tariff batas bawah. Kebijakan ini dipilih juga dengan mendengarkan suara pengemudi. “Kami menggunakan pola kemitraan. Karena itu, sebelum keputusan diambil kami selalu bertanya kepada pengemudi. Buat kami, tariff atas atau tariff bawah tidak berpengaruh. Tapi yang dilapangan kan pengemudi. Mereka lebih percaya diri kalau menggunakan tariff bawah. Jadi, kebijakan ini bukan semata-mata kehendak kami,” terang Herwan. Kini tariff awalnya Rp 6.000, lalu ditambah Rp 3.000 setiap kilometernya. Sementara tariff tunggunya Rp 36.000 per jam.
Untuk bisa member pelayanan yang baik kepada penumpang, perusahaan memberi pelatihan teori dan praktik kepada para mitra pengemudi. Pelatihan tersebut diberikan saat pengemudi baru diterima menjadi mitra dan secara berkala sesudahnya. Materi pelatihannya antara lain pelayanan prima, safety driving, pengenalan rambu-rambu lalu lintas, Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan, mengemudi defensive, strategi operasional, dan pengenalan jalan.
Razia juga secara rutin dilakukan terhadap armada yang beroperasi. Razia ini terutama dilakukan untuk menjaga kerapihan berpakaian para pengemudi, kelengkapan armada, dsb.
Dalam menampung keluhan penumpang, Taksi Express juga menyiapkan layanan pelanggan. “Kami tidak bisa mencegah adanya keluhan di lapangan. Tapi kalau itu terjadi, kami pastikan akan memberi respon terlebih dahulu. Setelah itu kami melakukan investigasi,” tegas Herwan.
Taksi Express juga aktif di social media macam Twitter, Facebook, dan website. Ada tim khusus yang bertugas selalu memantau perkembangan jumlah follower atau friend dan memperhatikan setiap keluhan mereka. “Kalau tidak begitu, kita akan ketinggalan zaman.”
PUNYA LAYANAN LIMOSIN
Taksi Express berdiri pada 1989 di bawah bendera Rajawali Corpora yang bergerak di bidang usaha pengangkutan darat. Menurut Herwan, perusahaan masuk ke bisnis taksi lantaran bisnis transportasi ini menyediakan peluang yang cukup besar. “Industri jasa taksi, dari dulu tidak pernah kekurangan demand, terutama di DKI Jakarta ini. Sampai saat ini pun pertumbuhan jumlah taksi masih dibawah kebutuhan,” jelasnya. Sekadar gambaran, pada April 2012 di Singapura ada lima taksi per 1.000 penduduk, di Malaysia ada tiga taksi per 1.000 penduduk, sementara di Indonesia hanya 0,24 taksi per 1.000 penduduk. “Bisnis ini secara cashflow juga bagus, karena (pendapatannya) tunai,” tambahnya.
Dimulai dengan 10 unit armada, Taksi Express beroperasi. Sistemnya belum sebagus saat ini. Pengemudi dibebani setoran tertentu untuk mendapatkan komisi dengan jumlah tertentu. “Dengan system ini tensi hubungan antara perusahaan dan pengemudi sangat tinggi. Pengemudi harus mengejar penumpang dengan keras, sedangkan beban biaya ntuk mobil ditanggung perusahaan,” jelas Herwan. Dalam kondisi seperti itu, jumlah armada masih bisa bertambah, meski perlahan.
Pada tahun 2008 Taksi Express memiliki adik baru bernama Tiara Express. Taksi baru ini bukan pesaing sang kakak, karena target pasarnya berbeda. Tiara Express masuk ke pasar kelas premium dengan menggunakan armada Toyota Alphard dan Marcedes Viano. Sampai akhir 2012, jumlah armada taksi kelas atas ini mencapai 108 unit.
Adik Taksi Express lainnya adalah layanan Value Added Transportasion Business (VATB) limosin, bis pariwisata (eagle high), dan penyewaan kendaraan untuk perusahaan di bawah Rajawali Corpora. Layanan VATB limosin tersedia di Jakarta, Bandung, Bali, dan Lombok. Hingga akhir 2012 telah tersedia 138 unit VATB limosin. Sementara layanan bis pariwisata tersedia untuk wilayah Jabodetabek sejumlah 15 unit.
Pada 2010 ketika jumlah armada Taksi Express sudah mencapai 3.000 unit perusahaan melakukan ekspansi dalam skala besar. “Tiap tahun kami menambah armada hampir 2.000 unit.”
Dalam menambah armada, Taksi Ekpres hanya menggunakan satu merk mobil, Toyota. “Penting buat perusahaan untuk memiliki satu merk kendaraan. Karena apa? Pertama, berhubungan erat dengan efisiensi suplai pengadaan armada. Dengan membeli satu merk dalam jumlah banyak, kalau ada satu unit yang cacat, kita bisa kembalikan dan diganti yang baru, karena daya dukungnya besar. Kedua, efisiens dalam pengelolaan suku cadang. Apalagi produk Toyota terkenal kebandelannya dan irit. Ini punya pengaruh ke kantung pengemudi.
Pada 2 November 2012 perusahaan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Sejak saat itu, perusahaan ini resmi menjadi perusahaan public dengan kode saham TAXI.
Namun, perjalanan Taksi Express bukan tanpa melalui masa-masa sulit. Pada 1998 misalnya, perusahaan ini menghadapi masa sulit. Saat itu terjadi krisis ekonomi yang dahsyat. Bunga Bank melambung. Nilai mata uang rupiah terjun bebas hingga mencapai Rp 17.000 per dolar AS. Padahal, armada taksi yang dioperasikan diperoleh secara leasing. Menghadapi kondisi seperti ini, menurut Herwan, perusahaan memutuskan untuk membayar beban bunga leasing yang menjadi tanggung jawab perusahaannya. Untuk sisa hutang, dilakukan penjadwalan ulang. Kondisi krisis ini akhirnya menjadi salah satu factor pendukung ketika pola kemitraan digunakan. “Pola kemitraan ini ternyata punya ketahanan dalam mengahadapi krisis. Soalnya, pengemudi uga ikut berfikir untuk bertahan. Pengemudi dan perusahaan sama-sama punya tanggung jawab,” tutup herwan.



Jumat, 22 November 2013

DUIT BERLIPAT DARI BAKSO SEHAT

DUIT BERLIPAT DARI BAKSO SEHAT
Sama-sama untung. Begitu prinsip kemitraan yang diusung oleh BR Prabowo, penggagas dan pemilik Bakso Sehat Bakso Atom (BBSA) dalam menjalankan usahanya. Mitra tidak dibebani kewajiban membayar management fee atau franchisee fee. Cukup hasil bersih penjualan dibagi dua sama rata.
Wajah Prabowo, panggilannya, masih terlihat agak serius meski pembawaannya santai ketika Ide bisnis menemuinya beberapa waktu lalu. Ia baru saja ikut memberikan pelatihan pembuatan bakso sehat, kepada guru-guru salah satu SMK di kantor pusat BSBA di Ciputat, Tangerang. “Ini merupakan bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) kami, bagaimana mensosialisasikan pembuatan panganan bakso yang sehat. Bagaimana prosesnya, cara menyajikannya dan lain-lain.”
Prabowo memang tidak main-main dengan kata “sehat” di jualan baksonya. Bisa dibilang BSBA merupakan satu-satunya bakso di Indonesia yang sudah diuji di Laboratorium Kesmavet, Dinas Kelautan dan Pertanian, DKI Jakarta. Hasilnya? Bahwa bakso atom layak dikonsumsi. Pengujian dilakukan setiap tahun. Tidak hanya dari proses produksinya yang dilakukan secara hygienist tapi juga dari pilihan bahan baku baksonya. Daging bakso yang digunakan, menurut istrinya, Istu Prabowo, berasal dari daging sapi berkualitas baik, tanpa limbah daging (hati, jantung, usus, lemak jenuh dan lain-lain).
MEMILIH MITRA
“Tidak hanya sehat, bakso kami juga enak. Apa gunanya sehat tapi rasanya tidak enak,” tambah Istu tersenyum. Karena itu BSBA terus berinovasi mengembangkan varian rasa yang dibuat. Total saat ini ada 12 varian rasa. Diantaranya bakso urat, bakso keju, bakso sumsum, bakso tahu, baksomay, bakso burger dan lainnya yang dijual dengan harga satu porsi Rp 15.000- Rp 20.000. beragam produk bakso inilah yang setiap hari dikirim ke 21 outlet BSBA (15 diantaranya milik mitra) di Jabodetabek dan Bandung. Total produksi bakso BSBA setiap hari bisa mencapai 1.500 butir bakso.
Kemitraan yang dijalankan tidak menggunakan system seperti di bisnis waralaba. “Mitra cukup menyediakan outlet, kami yang mengelola usahanya. Hasil bersih dibagi dua. Tapi mitra harus juga ikut cawe-cawe dalam urusan usaha, paling tidak dalam hal marketing,” tutur Prabowo. Karena itu, ia cukup selektif memilih mitra yang mau diajak kerjasama. Lewat cara bagi hasil ini, banyak mitra sudah balik modal dalam hitungan bulan. Kerjasama mitra dilakukan selama 3 tahun, dan dapat diperpanjang.
Hubungan kemitraan dalam usaha ini bukannya tanpa kendala. Cerita Prabowo, ketika hasil bersih keuntungan masing-masing mendapat Rp 5 juta perbulan belum ada masalah. Begitupun dengan hasil Rp 25 juta. Namun begitu keuntungan bersih yang didapat mencapai Rp 50 juta per bulan, mulailah mitra berulah. Mereka akan membuat usaha bakso sendiri, karena merasa hasil keuntungannya besar, meski masa kemitraan belum berakhir. Biasanya, tambah Istu, hal itu terjadi ketika hubungan kemitraan sudah lewat satu tahun dan mitra sudah balik modal. Karena itu kedepannya, BSBA berencana membuat system baru untuk hubungan kemitraannya ini.
RELA LEPAS PROVESI MENTERENG
Kunci keberhasilan usaha bakso, menurut Prabowo, tidak semata-mata karena produknya. Tapi cara pengelolaan pun berpengaruh terhadap kesuksesan. “Saya sama istri mengelola ini berdua. Kebetulan istri ahli biologi yang pernah bekerja di BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) dan BSN (Badan Standarisasi Nasional), jadi dia yang membuat produk bakso. Sedangkan saya, lebih banyak berpengalaman di bidang marketing,” papar Prabowo yang memulai BSBA di tahun 2003 dengan outlet berukuran 4m2x6m2 di Ciputat, Tangerang.
Ia tak menyangka usashanya cepat berkembang. Dalam tempo 3 tahun, outletnya bertambah menjadi 10 dengan 100 orang karyawan. Istu melihat, usaha ini harus digarap dengan serius, tidak bisa dibuat bisnis sampingan lagi. Karena itu, ia merelakan ketika suaminya melepas jabatannya sebagi Vice President Lippo Bank di tahun 2006 dan menekuni usaha bakso. Langkah ini akhirnya juga diikuti Istu pada tahun 2012 dengan menanggalkan profesinya sebagai pegawai negeri di BSN.
Keputusan yang diambil Prabowo dan istrinya ternyata tepat. Setelah dikelola secara full time oleh mereka berdua, usaha bakso berkembang makin pesat. Bahkan dari hasil penjualan bakso, mereka sudah bisa membeli lahan seluas 4.000m2 di Ciputat, Tangerang. Di tempat ini pula mereka membangun gerai penjualan batik dari berbagai daerah dengan nama Batik Saya Batik Asli. Prabowo juga bisa menyekolahkan kedua anak mereka, dari hasil jualan bakso, ke Australia. “Anak saya sekarang malah bangga, kalau ditanya pekerjaan bapaknya sebagai tukang bakso.”

peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur

peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur
peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur