peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur

peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur
peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur

Kamis, 21 November 2013

IKAN MUJAIR JADI DAYA TARIK

IKAN MUJAIR JADI DAYA TARIK
Sangat jarang pengusaha rumah makan yang menggunakan ikan mujair sebagai bahan baku utama masakannya. Namun Wayan Sukamara berani melakukannya. Ternyata ia tidak salah. Kini, ia bisa mengantongi omzet hingga Rp 150 juta per bulan.
Habis karir di bidang politik maka terbitlah karir dibidang kuliner. Walaupun peristiwa ini jarang terjadi, namun bukan berarti tidak bisa terjadi. Adalah pria asli kelahiran Kabupaten Bangli, Bali, Wayan Sukamara, yang mengalami pergantian karir itu. Setelah masa jabatannya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangli berakhir pada awal tahun 2004, Wayan memulai usaha rumah makan. Ia menamai rumah makan itu Rumah Makan Pak Bagong.
Pada mulanya ia hanya memiliki 40 kursi untuk para tamunya. Kini rumah makannya sudah berkembang dan memiliki kapasitas 150 kursi. Bahkan, usaha kulinernya telah merajai pasar penggemar olahan ikan air tawar, khususnya mujair. Tidak terbatas di Bangli saja, melainkan juga di Bali secara lebih luas.
MENCICIPI SISA MASAKAN
Kabupaten Bangli dengan Danau Batur-nya adalah penghasil ikan mujair terbesar di Bali. Dahulu ikan mujair tidaklah menjadi bahan baku favorit untuk hhidangan rumah makan di area wisata, sehingga harganya relative lebih murah dibandingkan dengan jenis-jenis ikan air tawar lainnya. Penggemarnya pun hanyalah kalangan tertentu. Namun, dengan kreatifitas dan ketrampilan mengolah ikan mujair yang diwariskan oleh orang tuanya, Wayan Sukamara berhasil menjadikan ikan mujair menjadi masakan yang dicari orang banyak. Tidak hanya masyarakat Bangli, melainkan juga wisatawan.
Saat ini, tidak kurang dari 100 porsi sebagai bahan olahan ikan mujair bisa ia jual setiap harinya. Penjualan tersebut belum termasuk jenis masakan lainnya. Tingkat penjualannya dapat menjadi dua kali lipat saat akhir pecan, tanggal merah, atau hari-hari libur lainnya. Untuk satu porsi hidangan yang terdiri atas iakn mujair, plecing kangkung, sambal matah, kuah kacang hitam, dan nasi putih dihargai Rp 30.000. tidak heran kalau dalam satu bulan Wayan bisa mengeruk omzet sebesar Rp 150 juta dengan persentase keuntungan bersih sekitar 30%.
Mujair nyat nyat menjadi masakan andalan dan menjadi cirri khas Rumah Makan Pak Bagong. Masakan tersebut berupa ikan mujair yang dikukus dengan baluran bumbu mirip ayam atau bebek betutu. Rasanya tentu tak sama. Di mulut, mujair nyat nyat terasa lebih lembut, segar di lidah, dan tidak terlalu pedas. Hidangan ini sulit ditemukan di tempat lain di Bali.
Mempertahankan cita rasa asli masakan adalah kunci utama kesuksesan Rumah Makan Pak Bagong. Untuk hal yang satu ini, Wayan mempunyai cara yang cukup unik yaitu dengan tidak segan-segan mencicipi sisa masakan di piring pelanggan jika ia anggap jumlahnya tidak wajar. Dengan cara itu, Wayan bisa mengetahui dengan pasti apakah cita rasa masakan tersebut sudah sesuai dengan standar rumah makannya atau tidak. “Pemilik bisnis rumah makan harus peka terhadap masakan yang mana paling banyak disisakan pelanggan. (Dengan banyaknya masakan yang disisakan) berarti masakan itu kurang sesuai dengan selera pelanggan,” ujarnya. “Introspeksi diri merupakan keharusan, karena rumah makan tidak seperti pabrik yang bisa memproduksi barang yang sama dalam jumlah banyak,” tambah Wayan.
NAMA SAPAAN IKUT BIKIN LARIS
Rumah Makan Pak Bagong didirikan dengan modal awal sebesar Rp 200 juta. Bangunannya sederhana tapi tetap menampilkan nuansa Bali. Sebagian besar sisi depan rumah makan berdinding kaca sehingga member kesan terbuka. Di beberapa sudut rumah makan Wayan menempatkan patung dari batu paras, lengkap dengan kain poleng hitam-putih-merah. Di bagian dalam ia menyiapkan meja dan kursi berbahan kayu. Mejanya pun dilengkapi dengan taplak bermotif poleng hitam-putih-merah.
Menurut Wayan, pemakaian nama Pak Bagong menjadi kunci suksesnya yang lain. “Kalau bikin usaha rumah makan, kita harus memakai nama unik yang gampang diingat orang,” ujarnya. Pak Bagong sebenarnya adalah sapaan akrab Wayan di lingkungan sekitar rumahnya. Sapaan tersebut diberikan karena ia suka mengobrol dengan orang-orang lebih muda sembari memberikan nasihat-nasihat jika diminta, mirip dengan kebiasaan tokoh Bagong di pewayangan. Jadi saat pertama kali Rumah Makan Pak Bagong dibuka, orang-orang yang mengenalnya dengan senang hati menjadi pelanggan.
Menurut Wayan, tidak ada kendali berarti dalam menjalankan usaha kulinernya. Harga bahan baku masakan rumah makannya tidaklah terlalu mahal dan jumlahnya masih sangat mendukung. Hanya saja dengan efek kenaikan bahan bakar minyak (BBM) baru-baru ini, ia harus memutar otak agar sebisa mungkin tidak menaikkan harga. “Pokoknya BBM naik atau tidak, rasanya tetap raja,” ujar Wayan menggaransi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur

peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur
peluang usaha bisnis syariah wisata hati yusuf mansur